Apakah kamu bangga dengan masjid mewah, berkubah emas, berlantai marmer, berpintu perak? atau gereja mewah? atau vihara, pura, klenteng yang megah? pasti banyak orang yang membicarakan tentang kemewahan atau kemegahan tempat ibadah tersebut. Memang wajar, karena karena sesuatu yang mewah dan megah dapat menyilaukan mata dan menjadi pusat perhatian. Dan pastinya para pengurus tempat ibadah menginginkan dengan kualitas fisik tempat ibadah yang bagus akan menambah minat masyarakat utuk beribadah.
Tempat ibadah boleh saja mewah dan megah. Akan tetapi perlu diperhatikan pula apakah keberadaan tempat ibadah tersebut berdampak pada lingkungan sekitar. Kalau ternyata bermasalah dengan lingkungan, saya kira perlu dipertanyakan tempat ibadah tersebut. Karena setiap agama pasti mengajarkan untuk ramah lingkungan. Itu artinya kalau kita berperilaku ramah lingkungan berarti kita telah mengamalkan ajaran agama. Kalau tidak ramah lingkungan, ya bisa dipertanyakan dirinya sebagai umat beragama.
Tempat ibadah adalah contoh sebuah bangunan yang baik bagi masyarakat karena merupakan rumah Tuhan. Dan para pemuka agama juga merupakan contoh bagi umat beragama. Namun saat ini jarang khotbah-khotbah yang menyinggung tentang lingkungan. Pondok pesantren dan tempat-tempat untuk mencari ilmu agama juga semakin jarang peduli terhadap lingkungan. Bayangkan kalau para pemuka agama berperilaku ramah lungkungan, pasti bisa dicontoh oleh umatnya (oh tidak, harusnya tidak hanya pemuka agama tapi semua orang termasuk aku, kamu, dan kita semua). Dan paling tidak bisa mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang semakin parah. Oleh karena itu perlu dipikirkan kembali tentang keberadaan tempat ibadah dan peran pemuka agama dalam mengelola lingkungan.
Ayo kita rajin beribadah dan peduli lingkungan mulai dari diri sendiri dan dari hal yang kecil !
Tempat ibadah boleh saja mewah dan megah. Akan tetapi perlu diperhatikan pula apakah keberadaan tempat ibadah tersebut berdampak pada lingkungan sekitar. Kalau ternyata bermasalah dengan lingkungan, saya kira perlu dipertanyakan tempat ibadah tersebut. Karena setiap agama pasti mengajarkan untuk ramah lingkungan. Itu artinya kalau kita berperilaku ramah lingkungan berarti kita telah mengamalkan ajaran agama. Kalau tidak ramah lingkungan, ya bisa dipertanyakan dirinya sebagai umat beragama.
Tempat ibadah adalah contoh sebuah bangunan yang baik bagi masyarakat karena merupakan rumah Tuhan. Dan para pemuka agama juga merupakan contoh bagi umat beragama. Namun saat ini jarang khotbah-khotbah yang menyinggung tentang lingkungan. Pondok pesantren dan tempat-tempat untuk mencari ilmu agama juga semakin jarang peduli terhadap lingkungan. Bayangkan kalau para pemuka agama berperilaku ramah lungkungan, pasti bisa dicontoh oleh umatnya (oh tidak, harusnya tidak hanya pemuka agama tapi semua orang termasuk aku, kamu, dan kita semua). Dan paling tidak bisa mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang semakin parah. Oleh karena itu perlu dipikirkan kembali tentang keberadaan tempat ibadah dan peran pemuka agama dalam mengelola lingkungan.
Ayo kita rajin beribadah dan peduli lingkungan mulai dari diri sendiri dan dari hal yang kecil !
Comments
Post a Comment