Welcome 2012

Sudah setahun lebih terhitung sejak erupsi merapi 2010 saya selalu wira-wiri ke lereng merapi. Bisa dibilang tahun 2011 kemarin adalah tahun merapi bagi saya. Di tahun 2010 saya berinteraksi dengan beberapa warga di lereng merapi bagian selatan, sok-sokan jadi relawan lah, hehe. Mengingat banyaknya bantuan yang masuk kesana (pasca erupsi) sementara di daerah lain pada waktu itu masih memerlukan pertolongan, akhirnya saya putuskan untuk menjelajah lereng merapi di sisi lainnya.

Di tahun 2011 -tahun merapi bagi saya- ada keinginan utnuk membangun kembali pertanian yang luluh lantah akibat ulah merapi. Saya masih ingat saat arisan di rumah Jarbud di awal tahun 2011, setiap orang kala itu harus mengungkapkan resolusinya setahun mendatang, dan saya bilang "Aku pengen live-in di sebuah dusun dan belajar membangun pertanian disana" (dengan pedenya :D karena yang lain berkeinginan untuk lulus dan berkerja) yang saya maksud sebuah dusun saat itu adalah dusun di lereng merapi untuk mencapai keinginanku tersebut. Lalu di lain waktu saya ketemu dan berdiskusi dengan Mitha tentang sebuah desa yang bisa memenuhi kebutuhan pangannya sendiri alias punya konsep ketahanan pangan lokal. Saya juga menceritakan keinginan saya tentang live-in di sebuah dusun tersebut, akhirnya dia mengajak saya pada sebuah program di lereng merapi unutk membangun kembali aktivitas pertanian disana yang sempat lumpuh. Lokasi program tersebut di lereng merapi bagian barat, tepatnya di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang,"Kamu mungkin bisa live-in disana san" kata Mitha saat itu.

Singkat kata, kami bergabung di Lembaga Nawakamal pada program tersebut. Selama empat bulan (dari bulan februari) saya selalu ke magelang dan pulang lagi ke bantul, tidak jadi live-in karena harus menyelesaikan laporan setiap harinya dan dikirim lewat email yang bisa diakses dengan mudah di Jogja. Tapi yang jelas saya belajar banyak hal dari program tersebut (dan saya tidak belajar banyak di bangku kuliah saat itu :p) terutama tentang pemberdayaan masyarakat. Salah satunya adalah "Kisah Meja Makan" yang kami godog secara matang untuk program tersebut. Intinya melalui Kisah meja makan tersebut, kami mengajak warga untuk melihat dari mana asalnya makanan yang kita makan sehari-hari yang disajikan di meja makan. Apakah makanan tersebut aman dikonsumsi? apakah makanan tersebut awalnya dibudidayakan secara ramah lingkungan? apakah makanan tersebut dapat memperbanyak pengeluaran? bahkan dari meja makan tersebut dapat muncul pertanyaan apakah makanan tersebut alat politik? hahaha. Melalui pertanyaan-pertanyaan itulah kemudian warga diajak untuk merubah sikap dalam penyediaan makan di keluarganya apabila jawaban-jawaban mereka negatif. Kaitannya dengan pemulihan lahan pasca erupsi, kami berharap warga bercocok tanam secara ramah lingkungan karena disana adalah daerah "endemik pestisida kimia", diawali dari pekarangan (karena lahan tertutup abu vulkanis saat itu) mudah-mudahan mereka dapat menerapkannya di lahan yang lebh luas.

Saat ini program tersebut telah lama selesai, namun saya masih bergerak bersama warga untuk mempertahankan kisah meja makan tersebut. Setiap tanggal 5 setiap bulannya saya selalu berdiskusi dengan ibu-ibu rumah tangga di balai Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Dan barusan saya membaca berita tentang banjir di code dan gagal panen tomat di dukun. Membuat saya teringat kembali bahwa pengelolaan lingkungan yang baik di lingkungan merapi mungkin banjir tak perlu terjadi. Kegagalan panen tomat juga tak perlu terjadi kalau petani tidak selalu dikejar-kejar produksi akan permintaan pasar yang tinggi. Yang konsekuensinya mereka menggunakan input kimia yang tinggi, lagi-lagi alam yang tersakiti. Karena sesungguhnya ketersediaan pangan termasuk tomat tidak saja dapat dilihat di "pasar" tapi di lingkungan keluarga masing-masing kalau mereka mau menanamnya sendiri. Kisah meja makan menjadi alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Ya ini menjadi PR kita semua, untuk menjaga lingkungan merapi tetap lestari. Tahun ini mungkin akan menjadi tahun yang berat bagi saya, wish me luck.

Selamat tahun baru 2012, semoga tidak jadi kiamat saya belum lulus Gusti :p


Comments