Konser Jazz

Salah satu SD di Magelang memiliki program tahunan ziarah ke Goa Maria di Sendangsono. Dalam perjalanan menuju kesana, para siswa membawa tas semacam keranjang yang terbuat dari anyaman bambu. Tas tersebut mereka isi dengan sampah yang mereka pungut di sepanjang jalan menuju kesana. Mereka percaya bahwa sampah adalah salah satu simbol dosa yang telah banyak diperbuat oleh manusia. Ketika manusia telah banyak melakukan dosa maka yang harus dilakukan adalah bertaubat atau menebus dosa tersebut. Sambil memungut sampah mereka memohon kepada Tuhan agar dosa-dosanya diampuni oleh Nya.

Kebetulan saya senang nonton konser jazz (gratisan). Dalam satu hari yang sama saya mendapat cerita tentang SD tersebut kebetulan ada Ngayogjazz, salah satu even tahunan jazz di Jogja. Kali ini diselenggarakan di desa wisata Brayut yang ada di Sleman. Acaranya sangat menarik meskipun seharian diguyur hujan. Di akhir acara seorang teman mengeluh karena tidak ada tempat sampah. Saya tidak terlalu memperhatikan lingkungan sekitar panggung, jadi tidak melihat sampah yang berserakan.

Beberapa hari setelah Ngayogjazz ada Borobudur Jazz yang diselenggarakan tepat di pelataran candi Borobudur. Di belakang panggung terlihat jelas borobudur yang disinari lampu warna warni. Acara baru mulai tetapi saya harus memungut botol air mineral yang entah milik siapa, entah jatuh atau sengaja dijatuhkan, yang jelas ada beberapa botol di depan panggung. Setelah acara selesai, rumput yang tadinya teratur berubah menjadi tak karuan. Sampah bertambah banyak, tempat sampah yang tadinya saya gunakan untuk membuang botol mineral yang saya pungut pun hilang. "Pantas saja borobudur hilang dari tujuh keajaiban dunia..." begitu lah kata dalam benak saya.

Jika konser jazz diadakan dengan format indoor biasanya lebih mudah mengelola sampah, karena biasanya tidak diijinkan membawa makanan masuk ke ruangan. Jadi entah karena penonton jazznya atau format panggungnya yang membuat sampah berserakan. Yang jelas jika sampah dipercaya sebagai simbol dosa oleh anak-anak SD di Magelang, bisa dikatakan konser jazz melahirkan banyak dosa. Ini baru konser jazz belum konser musik genre lain yang punya masa lebih "semrawut" daripada penonton jazz (stereotipe). Maka setelah nonton konser kita harus bertaubat, atau jika nonton konser di kemudian hari jangan lagi melakukan "dosa".

Comments